Terganggu Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens)?begini Strategi Pengendaliannya

Terganggu Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens)?begini Strategi Pengendaliannya

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang mempunyai potensi menimbulkan kerusakan ekonomis atau gangguan pada tanaman yang dibudidayakan. Tanaman terserang OPT apabila tanaman menjadi tempat hidup, berkembangbiak, serta mengalami kerusakan karena OPT, dengan kepadatan populasi OPT atau intensitas kerusakan tanaman telah menyamai atau melebihi ambang pengendalian yang telah ditetapkan. OPT termasuk didalamnya adalah hama, penyakit, dan gulma. Permasalahan OPT menjadi kendala utama dalam peningkatan dan pemantapan produksi tanaman.

Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens) merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman padi. Dalam taksonomi Wereng Batang Coklat (WBC) masuk ke dalam Kelas : Insecta; Ordo : Hemiptera; Famili : Delphacidae; Genus : Nilaparvata; Spesies : Nilaparvata lugens. WBC menyerang tanaman padi dari pesemaian hingga fase pemasakan. Gejala kerusakan yang ditimbulkan dari serangan WBC bisa secara langsung (hopperburn) dan tidak langsung (Virus kerdil). Serangan WBC pada stadium pertumbuhan tanaman padi menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas produksi. Jika populasiya terus meningkat (tinggi) mengakibatkan teradinya hopperburn.

Mobilitas dan produktivitas WBC sangat tinggi. WBC mampu beradaptasi terhadap agroekosistem dan tekanan lingkungan pada pertanaman padi, sehingga serangan semakin meluas sejak awal dilaporkannya. WBC adalah serangga penular penyakit virus yang sangat efektif (virus kerdil hampa dan kerdil rumput). Serangan WBC dominan terjadi pada musim hujan, pada daerah dengan pertanaman serempak, dan pada fase pemasakan padi. Deteksi dini populasi WBC di pertanaman sangat penting untuk dapat mengambil keputusan pengendalian.

Pengambilan contoh dilakukan dengan melakukan sweeping sebanyak 10 ayunan tunggal.  Lebar ayunan hendaknya agar bisa mengenai tanaman selebar 1 meter dan jarak baris ayunan satu dengan berikutnya adalah 40 centimeter. Untuk di pesemaian dalam melakukan sweeping harus mengenai 2/3 bagian tanaman. Ambang pengendalian populasi WBC di pesemaian adalah 50 ekor per 10 ayunan tunggal untuk daerah bukan endemis virus, dan untuk daerah endemis virus > 1 ekor per 10 ayunan tunggal.

Dalam mengantisipasi peningkatan populasi WBC pada tanaman padi yang telah terserang, dapat dilakukan penurunan populasi dengan beberapa cara berikut :

  1. Pemanfaatan agen hayati, dengan melakukan konservasi dan pemanfaatan musuh alami (patogen serangga, parasitoid, dan predator)
  2. Pemanfaatan tanaman tahan dan atau toleran
  3. Eradikasi  (bila ditemukan virus), melakukan eradikasi selektif atau total terhadap sisa serangan yang ditemukan di lapangan
  4. Rotasi tanaman, untuk menurunkan tingkat kolonisasi wbc, sebaiknya rotasi tanaman dilakukan secara musiman/ tahunan
  5. Pertanaman beragam (mosaik)

Strategi penurunan populasi WBC di pertanaman padi dengan menggunakan pestisida perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Pengamatan intensif
  2. mengetahui komposisi dan kepadatan WBC pada kondisi lapangan saat itu
  3. memprediksi perkembangan WBC ke depan, khususnya tingkat puncak serangan (kualitatif maupun kuantitatif)
  4. Penentuan Jenis Pestisida
  5. memperhatikan komposisi stadium pertumbuhan opt yang berkembang di lapangan
  6. memperhatikan kebutuhan jumlah bahan aktif per satuan luas
  7. Memperhatikan jenis peralatan aplikasi yang digunakan
  8. Memperhatikan teknik aplikasi yang disesuaikan dengan karakteristik populasi/serangan WBC
  9. Aplikasi hanya akan diulang apabila populasi/serangannya lebih tinggi dari ambang ekonomi

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
1
funny
0
angry
0
sad
1
wow
0