Panen Dem Area Budidaya Tanaman Sehat Padi Inpari 32 di Kecamatan Prambanan
Pandemi Covid-19 menyebabkan timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat. Masyarakat menjadikan kesehatan menjadi prioritas utama dalam kesehariannya misalnya dengan mengubah pola makan dan mengkonsumsi makananan sehat. Kodisi ini menyebabkan meningkatnya permintaan makanan sehat di pasaran. Petani dalam mengupayakan ketersediaan makanan sehat salah satunya dengan melakukan budidaya tanaman sehat.
Dalam budidaya tanaman sehat, hal yang perlu dilakukan antara lain persiapan benih sehat, pengolahan tanah secara baik dan benar, pemupukan dengan pemberian pupuk organik dan kapur dolomit, serta pengendalian OPT dengan pestisida hayati. Penerapan budidaya tanaman sehat dapat diadopsi petani dalam skala yang luas. Oleh karena itu, dilakukan percontohan penerapan budidaya tanaman sehat dalam bentuk Demonstrasi Area (Dem Area).
Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melaksanakan kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat yang dikelola oleh kelompok tani/gabungan kelompok tani dan didampingi oleh petugas pusat dan daerah. Pelaksanaan kegiatan dem area budidaya tanaman sehat perlu dilakukan pengawalan, pendampingan dan pembinaan oleh petugas pusat dan daerah, mulai dari pengusulan Calon Petani Calon Lahan (CPCL) hingga pelaksanaan kegiatan di lapangan serta penyusunan laporan pertanggungjawabannya.
Pada hari Senin Tanggal 14 Maret 2021 dilaksanakan Wiwitan Ubinan dan Panen Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (BTS) padi di kelompok Tani Guyub Rukun II, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan. Kegiatan ini dihadiri oleh :
- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
- Camat Prambanan
- Lurah Bugisan
- BPS Kab. Klaten
- Koordinator POPT dan POPT Wilayah
- Koordinator PPL dan PPL Wilayah
- Anggota Kelompok Tani Guyub Rukun II
Dalam kegiatan ini dilakukan ubinan pada dua lokasi demplot budidaya tanaman sehat padi inpari 32 dan satu lokasi demplot budidaya tanaman sehat padi inpari 42 sebagai pembanding. Perlakuan yang diterapkan pada demplot budidaya yaitu :
- Benih yang akan tanam diberi perlakuan menggunakan Tricoderma;
- Pada saat tanam, untuk pupuk awal menggunakan urea dan ponska yang dicampur dengan asam humat. Penggunaan urea dikurangi 50 % dari kebutuhan normal;
- Tanaman padi berumur 3-4 minggu, apabila ditemukan gejala serangan penggerek batang, maka dilakukan pengendalian menggunakan pestisida organik BT-Plus. Apabila ditemukan gejala serangan wereng, maka dilakukan pengendalian menggunakan pestisida organik Metarizep;
- Tanaman padi mulai berbunga serentak (merkatak) diaplikasikan Fungisida Hayati Primadico.
Pada demplot budidaya tanaman sehat padi inpari 42 perlakuan yang dilakukan sedikit berbeda. Petani melakukan pemupukan dengan pupuk organik berupa kotoran ayam pada tanaman padi yang dibudidayakannya.
Hasil ubinan yang diperoleh pada lokasi pertama yaitu demplot budidaya tanaman sehat padi inpari 32 diperoleh sebesar 5,1 Kg. Hasil ubinan pada lokasi kedua yaitu demplot budidaya tanaman sehat padi inpari 32 diperoleh sebesar 4,6 Kg. Hasil ubinan pada lokasi ketiga yaitu demplot budidaya tanaman sehat padi inpari 42 diperoleh sebesar 5,69 Kg. Rata-rata hasil ubinan diperoleh sebesar 5,13 kg. Provitas diperoleh sebesar 8,2 ton/ha GKP atau 7,05 ton/ha GKG. Provitas ini termasuk tinggi di Kabupaten Klaten.
Dengan adanya kegiatan budidaya tanaman sehat ini, diharapkan mampu membantu petani dalam menyediakan makanan sehat bagi masyarakat, mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia secara berlebihan. Sehingga apabila terjadi kelangkaan pupuk, petani dapat menghadapinya dengan baik. Selain itu, dengan mengurangi penggunaan pestisida kimia, dapat menekan populasi OPT dan mengurangi adanya resistensi dan resurgensi.